Senin, 31 Oktober 2011

“PERANAN KEGIATAN BELAJAR DALAM PEMILIHAN KARIER”


BAB I
PERLUNYA BELAJAR



            Sebagaimana telah disepakati bahwa belajar adalah bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara atau pola tingkah laku sebagai usaha untuk memperoleh kemampuan baru. Adapun yang dimaksud dengan kemampuan baru disini adalah terjadinya nilai tambah yang bersifat positif yang ada pada seseorang yang sedang belajar, meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Selain pengertian di atas, belajar pun dapat diartikan secara singkat. Yaitu proses perubahan yang tidak bisa menjadi bisa, yang tidak mengerti menjadi mengerti.
            Pada bagian ini, akan diuraikan perlunya belajar yang berkaitan dengan metode belajar, sifat bahan ajar dan usaha-usaha yang perlu dilakukan oleh seseorang. Jika metode belajar dikaitkan dengan teori belajar maka metode belajar dapat ditempuh dengan cara sebagai berikut.
1.      Menggerakkan seluruh kesatuan kepribadian seseorang (teori Gestalt oleh Koffka dan Kohler).
2.      Melalui proses mencoba-coba kadang-kadang salah, tetapi akhirnya berhasil (teori koneksionisme oleh E.L Thorndike).
3.      Memberikan hadiah setelah melakukan perubahan maka seseorang akan lebih giat belajar (teori Operant Conditioning oleh Skinner), dan masih banyak lagi metoda belajar yang berhubungan dengan teori belajar.
Adapun sifat bahan ajar yang dimaksudkan adalah yang berhubungan pengungkapan dan optimalisasi kecerdasan-kecerdasan seseorang. Seperti diketahui, menurut Thomas Armstrong, ada delapan kecerdasan dasar yang meliputi hal berikut.
1.      Kecerdasan Linguistik, yaitu kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tertulis.
2.      Kecerdasan Matematis-logis, yaitu kemampuan menggunakan angka dengan baik dan melakukan penalaran yang benar.
3.      Kecerdasan spasial, yaitu kemampuan mempersepsi dunia spasial-visual secara akurat dan mentransformasikan persepsi dunia spasial-visual tersebut.
4.      Kecerdasan kinestesis-jasmani, yaitu keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan dan keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu.
5.      Kecerdasan musikal, yaitu kemampuan menangani bentuk-bentuk musikal, dengan cara mempersepsikan, membedakan, menggubah dan mengekspresikan.
6.      Kecerdasan interpersonal, yaitu kemampuan mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi, serta perasaan orang lain.
7.      Kecerdasan Intrapersonal, yaitu kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut.
8.      Kecerdasan Naturalisasi, yaitu keahlian mengenai dan mengategorikan spesies flora dan fauna dilingkungan sekitar.


            Agar kecerdasan dasar ini dapat diaktualisasikan secara optimal dalam situasi belajar, maka perlu dipahami strategi-strategi yang perlu dilaksanakan, yaitu sebagai berikut.
1.      Kecerdasan Linguistik, dengan menekankan kegiatan berbahasa terbuka. Misalkan: bercerita; curah gagasan; merekam dengan tape recorder; menulis jurnal dan publikasi.
2.      Kecerdasan Matematis-logis, yang dapat diterapkan pada semua mata pelajaran di sekolah melalui: kalkulasi dan kuantifikasi; klasifikasi dan kategorisasi; pertanyaan sakratis; heuristik dan penalaran ilmiah.
3.      Kecerdasan Spasial, yang dapat dirancang melalui: visualisasi; penggunaan warna; metafora gambar; sketsa gagasan; dan simbol grafis.
4.      Kecerdasaran Kinestesis-Jasmani, melalui: respons tubuh; teater kelas; konsep kinestesis; handson thinking dan peta tubuh.
5.      Kecerdasan Musikal, melalui: irama, lagu, rap, dan senandung; diskografi; musik supermemori; konsep musikal dan musik suasana.
6.      Kecerdasan Interpersonal, melalui: berbagi rasa dengan teman sekelas; formasi patung orang; kerja kelompok; board games dan simulasi.
7.      Kecerdasan Intrapersonal, melalui: sesi refleksisatu menit; hubungan materi pelajaran dengan pengalaman pribadi; waktu memilih; momentum mengekspresikan perasaan dan sesi perumusan tujuan.
8.      Kecerdasan naturalis, melalui: jalan-jalan di alam terbuka; melihat keluar jendela; tanaman sebagai dekorasi; membawa hewan piaraan ke kelas dan ekastudi.
Selanjutnya, agar seseorang yang telah belajar dapat memperoleh prestasi yang baik.perlu memahami tempat-tempat atau pusat-pusat kegiatan umum yang permanen yang sesuai dengan kecerdasan dasar sebagai berikut.
1.      Pusat kegiatan linguistik: ruang baca atau perpustakaan; laboratorium bahasa dan pusat tulis-menulis.
2.      Kecerdasan Matematis-logis: laboratorium matematika dan pusat ilmu alam.
3.      Pusat kegiatan Spasial: Wilayah seni; pusat media visual dan wilayah penalaran visual.
4.      Pusat kegiatan kinestesis-jasmani: ruang terbuka untuk gerak kreatif,: pusat kegiatan keterampilan gerak/ tangan; area belajar taktik dan pusat kegiatan drama.
5.      Pusat kegiatan Musik: Laboratorium musik, dan laboratorium listening/ menyimak.
6.      Pusat kegiatan Interpersonal: Meja bundar untuk diskusi kelompok; bangku berpasangan untuk mengajari teman sekelas dan wilayah sosial.
7.      Pusat kegiatan Intrapersonal: Meja sekat untuk kerja perseorangan; bilik di loteng dan tempat menyimpan data komputer.
8.      Pusat kegiatan Naturalis: Pusat tanaman lengkap dengan peralatan dan kebutuhan berkebun; pusat fauna; dilengkapi dengan kandang kelinci; terrarium atau peternakan semut dan pusat akuatik, dilengkapi akuarium dan peralatan untuk mengukur dan mengamati habitat laut.




BAB II
HAL – HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM BELAJAR



Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam belajar yaitu, antara lain :
1.      Lingkungan  belajar yang tepat : Suasana yang nyaman, dengan sedikit musik agar lebih konsentrasi
2.      Memupuk sikap juara : Memilih perbincangan yang mencipatakan motivasi diri
3.      Menemukan gaya belajar : Menemukan cara–cara orang belajar, memiliki fasilitas dan teknik belajar yang baik.
4.      Teknik mencatat tingkat tinggi : Teknik menyimak dan mencatat dengan cepat agar mudah mengerti.
5.      Menulis dengan penuh percaya diri : Menciptakan dan menggunakan bahasa sendiri dalam mengungkapkan sesuatu.
6.      Kiat-kiat untuk membaca : Sikap tubuh, cara dan kecepatan membaca.
Ada empat kecepatan membaca masing-masing dan mempunyai kegunaan sebagai berikut :
a.       Regular – biasanya digunakan untuk membaca bacaan ringan atau santai (novel)
b.      Skimming – Melihat dengan cepat (buku telepon/ kamus)
c.       Scanning – Melihat sekilas (Koran)
d.      Warp speed – Kecepatan tinggi (membaca dengan kecepatan tinggi dan pemahaman yang menakjubkan.
BAB III
PERANAN KEGIATAN BELAJAR DALAM PEMILIHAN KARIER



            Sesuai sabda Nabi Muhammad SAW.yang diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Barr, bahwa: “Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan muslim perempuan.” Hadist lain yang diucapkan oleh Umar bin Abdul Azis mengatakan bahwa: “Barang siapa yang menghendaki kehidupan ukhrowi maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu.”
            Ilmu yang sudah dipelajari dapat digunakan untuk mencari dan memperoleh pekerjaan yang layak, sehingga kebutuhan keluarga diharapkan dapat terpenuhi dari hasil bekerjanya. Tidak hanya kesejahteraan lahiriah yang dapat diperoleh, Kesejahteraan batin pun diperoleh ketika kita bersyukur dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berpikir bahwa Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin.
            Jika seseorang telah menyadari apa pentingnya belajar yang salah satunya manfaatnya adalah demi memudahkan seseorang dalam meraih pekerjaan/ jabatan dan meningkatkan jenjang pendidikannya itu, tentu akan memberikan kemudahan pula dalam meraih cita-cita. Jika belajar dihubungkan langsung pada pemilihan karier, pastinya kita dapat dengan mudah mengerti dan paham apa saja tugas pada setiap jenis pekerjaan. Jadi singkatnya, semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang, semakin tinggi pula kesempatan bekerja pada jabatan yang lebih tinggi.

BAB IV
HUBUNGAN TEMAN SEBAYA
DALAM PROSES KEMATANGAN PRIBADI



            Hal ini memiliki peranan penting dalam proses kematangan pribadi, karena teman sebaya satu sama lain harus saling mengerti bagaimana sifat dan kepribadiannya. Teman sebaya yang baik itu adalah yang dapat menciptakan hubungan antara satu dengan yang lain ada manfaatnya. Untuk itu, hubungan teman sebaya perlu memahami tentang konsep “AKU (aku adalah jati diri seseorang, aku bersumber kepada faktor internal seseorang yang terdiri dari kekuatan dan juga kelemahan. Intinya AKU adalah niat dari dalam hati)” yang berhubungan dengan karier di masa depan.
            Banyak pula teori yang membahas tentang kepribadian. Misalnya: Hipocrates-Galnus, Kretschmer, Malapert, Eduard Spranger, Freud, dan sebagainya. Dari banyaknya teori yang ada, pada dasarnya memberitahukan tentang sifat-sifat tempramen, watak, tipe, dan tingkah laku manusia.
            Dari teori-teori kepribadian juga dapat dipelajari tentang konstitusi tubuh secara totalitas, tempramen yang merupakan bagian dari kewajiban seseorang (Hipocrates-Galnus); kecenderngan manusia untuk bertingkah laku (Malapert); corak atau bentuk kepribadian seseorang (Spranger); dan sebagainya.
            Agar konsep AKU mudah teranalisis, maka perlulah ada pedomannya. Seperti: Inteligensi, emosional, dan spiritual quotient (IES quotient).
            Dalam memahami AKU, seseorang perlu melihat secara cermat tentang IES quotient. Intelegensi (kecerdasan) perlulah seseorang pahami. Berdasarkan hasil tes intelegensi, seseorang bisa saja memiliki kecerdasan genius, very superior, superior, above average, average dan sebagainya. Demikian juga dengan hasil tes bakat, seseorang bisa saja memiliki bakat terpendam yang berhubungan dengan verbal, numerik, mekanik, spatial, dan sebagainya. Emosional seseorang juga akan berpengaruh terhadap pemilihan cita-cita, pekerjaan, jabatan, dan karier. Macam dan jenis suatu pekerjaan membutuhkan tingkat emosional yang berbeda. Seperti halnya emosi seseorang sebagai guru, sebagai pedagang dan bagaimana emosi sebagai seorang supir angkot, masing-masing dari itu berbeda. Spiritual quotient adalah pemahaman terhadap penyerahan diri secara utuh kepada Tuhan. Bagaiamana cara mewujudkan rasa syukur atau menerima keadaannya.
            Jika seseorang telah memahami konsep AKU, maka cita-cita dan karier pun akan berjalan dengan lancar. Untuk itu, perlu dipahami benar tentang informasi “Kecerdasan Majemuk” yang dikenalkan oleh Thomas Amstrong.
            Karena suksesnya seseorang dalam meraih cita-citanya atau karier, di samping karena adanya kemampuan akademik, bakat, AKU, dan peluang, ancaman pun termasuk faktor-faktor yang berkaitan dengan kematangan kepribadian. Maka seseorang yang akan menetapkan cita-cita atau kariernya di masa depan, perlu diperhatikan faktor-faktor yang ada di dalamnya, dan mungkin jika perlu berkonsultasilah pada ahli yang mengerti dengan cita-cita atau karier tersebut agar tidak menemukan hambatan yang berarti.



BAB V
MERENCANAKAN MASA DEPAN UNTUK KARIER



            Dalam merencanakan masa depan untuk karier, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Seperti: perlunya disusun informasi diri, tetapkan pilihan yang akan dikembangkan dan perlu dikelola lebih baik, pertimbangkan alternatif-alternatif pada pilihan yang diambil. Misalnya: Jenis fakultas, mata pelajaran yang menunjang, keadaan politik, pendapat orang sekitar (keluarga), minat, dan prospek (masa depan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar